Alur Cerita
Sebagai guru, anda harus benar-benar memahami jalannya cerita dari satu adegan ke adegan berikutnya, sehingga dapat memberikan pengarahan yang benar kepada anak-anak.
Waktu
Alokasi waktu harus diatur dengan baik untuk setiap adegan, agar setiap adegan tidak menyerap waktu terlalu banyak. Untuk itu koordinasikan dengan seksi acara agar anda memiliki kejelasan waktu yang disediakan oleh panitia untuk pementasan drama tsb. Jika ternyata drama tsb. terlalu panjang, anda dapat memotongnya sesuai waktu yang disediakan panitia.
Penokohan
Pilihlah anak-anak yang memiliki kemampuan (menghafal dan berakting) dan keberanian untuk menjadi pemeran utama, yang harus mengucapkan dialog. Namun demikian anda jangan mengabaikan anak anak yang pemalu. Mereka tetap dapat diikutsertakan dalam drama sebagai pemeran pembantu atau figuran yang tidak perlu mengucapkan banyak kata-kata.
Setting Panggung
Penataan panggung ini dapat disesuaikan dengan besarnya pangguna Untuk panggung yang besar dan luas, maka bisa ditata sedemikian rupa sesuai dengan adegan-adegan dalam naskah (dua atau tiga latar belakang). Namun untuk panggung yang tidak besar, pangguna dapat ditata dalam tiap babak. Untuk model seperti ini harus ada petugas khusus yang dapat mengosongkan dan menata perlengkapan yang diperlukan dengan cepat untuk adegan berikutnya.
Kostum Pemain
Sedapat mungkin sediakan kostum yang sesuai dengan cerita untuk menambah semarak pementasan cerita. Kostum dapat dibuat sendiri dengan cara melipat kain menjadi dua, lalu diberi lobang secukupnya di tengah agar kepala bisa masuk. Jahitlah bagian bawah lengan dan samping kiri kanannya. Guntinglah kain untuk ikat pinggang dengan lebar 7 cm dan panjang 120 cm. Dan buatlah kerudung untuk laki-laki dan untuk perempuan. Untuk malaikat gunakan kain putih, untuk laki-laki gunakan kain bergaris, untuk perempuan gunakan kain polos berwarna muda. Agar lebih jelas lihat pada Buku Pintar Sekolah Minggu I, terbitan Yayasan Gandum Mas, halaman 141.
Musik Pengiring
Iringan musik dapat digunakan untuk mendukung suasana dalam setiap adegan dan setiap babak. Untuk itu persiapkan musik pengiring yang sesuai dengan semangat setiap adegan. Untuk suasana gembira gunakanlah musik yang riang. Untuk suasana yang syahdu gunakan alunan musik yang lembut. Apabila tidak ada musik pengiring, anda dapat meminta beberapa anak untuk menyanyikan beberapa lagu pujian yang lembut untuk mengiringi pergantian tiap-tiap babak dalam drama.
Lighting
Lighting juga dapat digunakan untuk mendukung suasana. Anda bisa menggunakan spot light dengan aneka warna. Namun apabila tidak ada spot light, anda dapat menggunakan bolam aneka warna yang ditata sedemikian rupa, sehingga anda dapat mengatur warna lampu yang diinginkan dalam setiap babak. Tentunya harus ada seorang operator yang mengatur hal ini. Namun demikian drama tetap bisa dilangsungkan dengan lampu yang ada, kemudian pada saat pergantian antar babak, lampu di atas panggung dimatikan.
Sound System
Sediakan sound system yang memadai, dan beberapa mikrofon di panggung agar anak tidak perlu berteriak dalam mengucapkan dialognya. Salah satu cara yang bagus untuk menghindarkan masalah sound system atau anak lupa dialognya adalah: a. Dengan merekam terlebih dahulu semua dialog dan musik latar belakang drama ini Pada waktu pementasan para pemain hanya mengikuti dan melakukan gerakannya saja. b. Dialog drama dibacakan orang lain di belakag panggung, atau dengan narator. sehingga pemain drama hanya melakukan gerakan pantomim sesuai dengan cerita tersebut.
Latihan
Usahakan latihan sebanyak mungkin agar anak semakin mahir dalam melakukannya (jangan kuatir bahwa anak akan bosan latihan, karena anak suka mengulang-ulang adegan, khususnya jika mereka senang dengan ceritanya). Dalam latihan yang perlu diperhatikan:
- latihan menghafal naskah dan urutan-urutan adegan
- latihan suara, khususnya intonasi suara
- latihan ekspresi wajah dan sikap
- latihan akting adegan yang sulit-sulit
Pada awal latihan sebaiknya ada guru yang memberikan contoh lebih dahulu, selanjutnya anak menirukannya. Pada akhir latihan adakan gladi resik, di tempat yang sesungguhnya, termasuk dengan kostumnya dan sound systemnya supaya anak tidak canggung pada waktu pementasan.
Pada saat pementasannya, pastikan anak-anak tidak tegang (jika guru tegang kemungkinan anak akan ikut tegang). Berikan waktu persiapan extra supaya tidak terburu-buru, khususnya dalam mendandani anak dan memakaikan kostumnya. Akan lebih baik jika anak sudah siap 10-15 menit sebelum pementasan. Jika pada pementasan anak lupa dialog/lupa urutan adegan, maka berikan kata-kata bantuan dari belakang untuk menolongnya mengingat apa yang harus dilakukan.
Selengkapnya...
Minggu, 25 Januari 2009
Sabtu, 24 Januari 2009
pentingnya mengetahui dasar drama
Drama adalah suatu cerita yang diperankan oleh beberapa orang di atas panggung, dimana mereka mengucapkan dialog langsung atau bisa juga hanya dengan menirukan suatu tingkah laku tertentu yang jalan ceritanya dibacakan oleh narator. Kegiatan drama seperti bermain peran, drama pendek (skit), wayang/boneka, pantomim dan sebagainya merupakan kesempatan belajar yang sangat berharga bagi anak-anak, karena anak dapat ikut terlibat secara langsung. Bagaimana metode drama ini dipakai untuk mengajarkan Firman Tuhan? Bagaimana kita memanfaatkannya untuk mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anak?
Memakai Metode Drama untuk Mengajarkan Firman Tuhan
Metode drama dapat menjadi salah satu alat yang berguna untuk mengajarkan kebenaran Firman Tuhan secara unik. Karena sebagaimana dalam teori belajar, anak akan belajar paling banyak bukan hanya lewat mendengar dan melihat saja, tapi juga dengan terlibat secara aktif. Oleh karena itu memerankan dan memperagakan tokoh-tokoh dalam cerita Alkitab adalah cara yang paling tepat untuk membuat anak-anak aktif. Selain itu ada beberapa keuntungan-keuntungan lain yang dapat kita ambil dari menggunakan metode drama, yaitu:
1. Cara efektif untuk menolong anak belajar konsep-konsep, prinsip prinsip dan sifat-sifat manusia yang abstrak. Banyak konsep kebenaran abstrak dalam Alkitab, misalnya kasih, sukacita, iman pengharapan yang sulit diajarkan kepada anak-anak kalau hanya diterangkan lewat kata-kata saja. Namun melalui drama konsep-konsep abstrak tsb. dapat dituangkan dan dipraktekkan dalam bentuk yang lebih konkrit. Cerita-cerita Alkitab menjadi hidup dan kebenaran Alkitab akan lebih relevan.
2. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi terbatas (15 menit), lebih dari itu akan sulit. Oleh karena itu mendengarkan satu orang yang berbicara secara monoton akan membuat anak cepat bosan. Dengan drama anak mendapat lebih banyak variasi sehingga anak bisa bertahan duduk dan mendengarkan cerita lebih lama.
3. Dengan mendengar dam melihat cerita lewat drama anak akan mengingat apa yang diajarkan lebih baik; apalagi untuk anak-anak yang terlibat langsung dalam memainkan drama. Ini sekaligus menjadi pengalaman yang mendorong mereka untuk mempraktekkannya
4. Melalui drama anak akan mendapatkan kesan emosi yang mendalam karena dengan melihat secara langsung adegan itu dimainkan anak akan mendapatkan kesan emosi tidak mudah dilupakan.
5. Bagi anak-anak yang terlibat dalam memainkan drama, mereka dapat belajar untuk mengekspresikan emosi-emosi tertentu, tanpa resiko untuk terlibat secara pribadi karena ia hanya memerankan peran orang lain.
6. Melatih anak untuk berani berdiri didepan umum dan memberikan rasa percaya diri kalau mereka berhasil melakukannya.
7. Membangun kemampuan kerjasama dalam kelompok, karena di dalam memainkan drama anak akan harus melihat, mendengarkan, menunggu dan membantu orang lain agar dia bisa memainkan peranannya dengan baik.
8. Mendorong anak berkreasi dan mengembangkan talenta yang ada, misalnya memimpin, berpidato, berakting, dll. Talenta tsb. akan sangat berguna bagi guru untuk bisa difollow-up untuk mengenal anak lebih baik dan mengarahkannya dikemudian hari.
Setelah kita memengetahui keuntungan-keuntungan yang kita bisa dapatkan, maka sekarang kita akan melihat pengetahuan apa saja yang guru perlu ketahui untuk bisa memakai metode ini dengan baik? Berikut ini beberapa aspek drama yang perlu kita perhatikan:
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pementasan drama
Alur Cerita
Sebagai guru, anda harus benar-benar memahami jalannya cerita dari satu adegan ke adegan berikutnya, sehingga dapat memberikan pengarahan yang benar kepada anak-anak.
Waktu
Alokasi waktu harus diatur dengan baik untuk setiap adegan, agar setiap adegan tidak menyerap waktu terlalu banyak. Untuk itu koordinasikan dengan seksi acara agar anda memiliki kejelasan waktu yang disediakan oleh panitia untuk pementasan drama tsb. Jika ternyata drama tsb. terlalu panjang, anda dapat memotongnya sesuai waktu yang disediakan panitia.
Penokohan
Pilihlah anak-anak yang memiliki kemampuan (menghafal dan berakting) dan keberanian untuk menjadi pemeran utama, yang harus mengucapkan dialog. Namun demikian anda jangan mengabaikan anak anak yang pemalu. Mereka tetap dapat diikutsertakan dalam drama sebagai pemeran pembantu atau figuran yang tidak perlu mengucapkan banyak kata-kata.
Setting Panggung
Penataan panggung ini dapat disesuaikan dengan besarnya pangguna Untuk panggung yang besar dan luas, maka bisa ditata sedemikian rupa sesuai dengan adegan-adegan dalam naskah (dua atau tiga latar belakang). Namun untuk panggung yang tidak besar, pangguna dapat ditata dalam tiap babak. Untuk model seperti ini harus ada petugas khusus yang dapat mengosongkan dan menata perlengkapan yang diperlukan dengan cepat untuk adegan berikutnya.
Kostum Pemain
Sedapat mungkin sediakan kostum yang sesuai dengan cerita untuk menambah semarak pementasan cerita. Kostum dapat dibuat sendiri dengan cara melipat kain menjadi dua, lalu diberi lobang secukupnya di tengah agar kepala bisa masuk. Jahitlah bagian bawah lengan dan samping kiri kanannya. Guntinglah kain untuk ikat pinggang dengan lebar 7 cm dan panjang 120 cm. Dan buatlah kerudung untuk laki-laki dan untuk perempuan. Untuk malaikat gunakan kain putih, untuk laki-laki gunakan kain bergaris, untuk perempuan gunakan kain polos berwarna muda. Agar lebih jelas lihat pada Buku Pintar Sekolah Minggu I, terbitan Yayasan Gandum Mas, halaman 141.
Musik Pengiring
Iringan musik dapat digunakan untuk mendukung suasana dalam setiap adegan dan setiap babak. Untuk itu persiapkan musik pengiring yang sesuai dengan semangat setiap adegan. Untuk suasana gembira gunakanlah musik yang riang. Untuk suasana yang syahdu gunakan alunan musik yang lembut. Apabila tidak ada musik pengiring, anda dapat meminta beberapa anak untuk menyanyikan beberapa lagu pujian yang lembut untuk mengiringi pergantian tiap-tiap babak dalam drama.
Lighting
Lighting juga dapat digunakan untuk mendukung suasana. Anda bisa menggunakan spot light dengan aneka warna. Namun apabila tidak ada spot light, anda dapat menggunakan bolam aneka warna yang ditata sedemikian rupa, sehingga anda dapat mengatur warna lampu yang diinginkan dalam setiap babak. Tentunya harus ada seorang operator yang mengatur hal ini. Namun demikian drama tetap bisa dilangsungkan dengan lampu yang ada, kemudian pada saat pergantian antar babak, lampu di atas panggung dimatikan.
Sound System
Sediakan sound system yang memadai, dan beberapa mikrofon di panggung agar anak tidak perlu berteriak dalam mengucapkan dialognya. Salah satu cara yang bagus untuk menghindarkan masalah sound system atau anak lupa dialognya adalah: a. Dengan merekam terlebih dahulu semua dialog dan musik latar belakang drama ini Pada waktu pementasan para pemain hanya mengikuti dan melakukan gerakannya saja. b. Dialog drama dibacakan orang lain di belakag panggung, atau dengan narator. sehingga pemain drama hanya melakukan gerakan pantomim sesuai dengan cerita tersebut.
Latihan
Usahakan latihan sebanyak mungkin agar anak semakin mahir dalam melakukannya (jangan kuatir bahwa anak akan bosan latihan, karena anak suka mengulang-ulang adegan, khususnya jika mereka senang dengan ceritanya). Dalam latihan yang perlu diperhatikan:
- latihan menghafal naskah dan urutan-urutan adegan
- latihan suara, khususnya intonasi suara
- latihan ekspresi wajah dan sikap
- latihan akting adegan yang sulit-sulit
Pada awal latihan sebaiknya ada guru yang memberikan contoh lebih dahulu, selanjutnya anak menirukannya. Pada akhir latihan adakan gladi resik, di tempat yang sesungguhnya, termasuk dengan kostumnya dan sound systemnya supaya anak tidak canggung pada waktu pementasan.
Pada saat pementasannya, pastikan anak-anak tidak tegang (jika guru tegang kemungkinan anak akan ikut tegang). Berikan waktu persiapan extra supaya tidak terburu-buru, khususnya dalam mendandani anak dan memakaikan kostumnya. Akan lebih baik jika anak sudah siap 10-15 menit sebelum pementasan. Jika pada pementasan anak lupa dialog/lupa urutan adegan, maka berikan kata-kata bantuan dari belakang untuk menolongnya mengingat apa yang harus dilakukan.
Selengkapnya...